.

Berjalan kumenyusuri pantaimu, menjelang senja.

Di sanalah ku ukir hari - hari, bersama senjamu.

Coba tu' temukan pelabuhan, mencari sebuah kedamaian dalam senja di batas cakrawala.


Lirih kubisikkan diantara guratan warna perak berbatas cakrawala,

Aku ingin merengkuh warna MU, berbalut kasih, keindahan juga damai MU


Thursday, May 20, 2010

Apa yang kau fikir



Saat saat seperti ini, aku hanya mampu menatapmu dari jauh.

Entahlah, kenapa begitu sulit buatku untuk tak mempedulikanmu,
Mungkin benar " aku terlalu menyanyangimu "
Terlebih, ketika kulihat dirimu begitu gontai.

Hmmm,
Tak ada yang bisa kulakukan, selain hanya menatap mu.
Aku pun tak akan bertanya, cukup !! Sorot matamu telah sampaikan semua.

Terkadang aku berfikir :
Masih ingatkah kau, ketika dirimu menemaniku menyisir pantai di kala senja itu ??
Masih ingatkah, dirimu ketika kuminta kau berjanji beberapa hal di sana ?
Tapi kenapa, kini dirimu begitu gontai ?

Dimana sosok mu yang dulu ku kenal ?

Thursday, May 13, 2010

Blue Deep



Hmmmm,
Begitu dalam kutarik nafas,
coba untuk melepas dan menghempas semua.
Entah apa karena ketakutanku,
rinduku akan damaimu atau
karena besarnya sayangku padamu.
Warna mu begitu kuat menapaki relung dalam jiwaku,
hingga begitu sulit kumenghempasnya

Hmm,
Ingin rasanya kau tetap ada di sini,
menemaniku hingga kutemukan pelabuhan terakhirku.

Jujur,
kuakui, warna mu begitu indah,
menapaki begitu dalam hingga kalbuku
dan bagiku kau adalah satu dari sekian karunia
yang pernah kuterima dalam ranah perjalanan ini.

Berjalan bersamaan waktu,
aku pun mulai melihat keletihanmu.

Dan sempat sesaat aku terperangah,
ketika kudengar seluncur kalimat itu,
hingga membuatku berfikir dan terus berfikir
menyesalkan dirimu dengan semua yang telah kau beri ?
Sudah cukup kah semuanya ?
atau karena sayangmu, hingga kau sekhawatir itu padaku ??

Hmmmm,
Sesaat aku terdiam, menatap lepasnya cakrawala
mencoba cari jawaban..

Dan semakin aku melihat,
dirimu yang seperti ini, diam,
diantara marah, kecewa,sayang juga khawatirmu
menyadarkanku bahwa pijakan itu begitu dalam,
dan setengah dari jiwaku telah melayang,
pergi bersamamu.

Diantara batas ruang dan waktu yang kian sempit ini,
juga sesak yang menyeruak,
lirih kubisikkan bersama angin senja,
banyak sayang, juga doa ini buatmu dan maaf atas semua.

Mungkin,....
memang sudah saatnya,
Aku berjalan tanpamu,
dan kan kubawa pergi semua rasaku,
jg warna ini bersama angin senja.
semoga dengan begitu kan membuat mu lebih lega,
lebih damai seperti ketika kita berjalan menyisir pantai itu.

Thursday, May 6, 2010

Di Penghujung Senja,

Sore ini, senja yang kulihat tak seperti biasanya.
Tak ada warna emas keperakan, hanya kelam, menandakan hari sudah malam.

Kulihat gerumbulan 5 burung, mengepakkan sayapnya, tu' kembali pulang ke rumahnya
sesaat kuterpekur, mengamatinya, mereka begitu tenang, dengan pastinya terbang ke arah tujuan.

Tuhan.... aku ingin seperti mereka.
Mengepakkan sayapnya, terbang dengan bebasnya,
menapaki alam Mu yang begitu luas
dan kembali pulang bila tiba waktunya.

Terhentak ku oleh sebuah suara, suara yang begitu lekatnya dalam ingatanku.
Bersama kita menetap senja itu,
Tak banyak kata yang kau lontarkan, tapi semua telah kau sampaikan dari tatapan mu yang teduh, juga rengkuh dekapmu yang begitu lembut.

Hmmm,
Di perbatasan ujung senja itulah kita bertemu,
menyisir hari, dalam derai tawa, tangis juga asa

Dan di penghujung senja itu lah, kau lambaikan tanganmu
Sesaat setelah, kau kecup keningku
dan merengkuhku begitu erat dalam dekap kasih mu, dan membiarakan ku mendekap erat damaimu, sebelum akhirnya kau melepasku.

Wednesday, May 5, 2010

Menyisir Pantai,

Hmm,
Di sanalah semua cerita itu kuukir,
dalam bulir - bulir pasir yg gemerisik serta buih ombak yang dingin.

Begitu senangnya aku disana,
berjalan menyisir pantai bersama senjamu.

Begitu banyak warna yang kulihat,
gulungan ombak yang datang, buih ombak yang selalu kembali ke tepian,
laut yang berbatas cakrawala, camar yang beterbangan begitu bebasnya, layang – layang yang menari di awan, juga warna langit biru mu.

Berjalan kita menyisir pantai, dan menikmati semua itu.....
Sesekali, kita bercanda, bermain dengan ombak dan warna - warna itu
Terkadang,
Kau pun menimpukku ketika kau mulai kesal dengan semua ulahku.

Hmm, dan terkadang kita pun terdiam hanya saling menatap,
ketika masing - masing begitu asyik dengan fikirannya,
begitupun ketika senja mulai kelam,
namun aku tak juga mau beranjak untuk pulang.

Hmmm,
Disanalah kau ajarkan semua itu,
warna - warna yang begitu sarat dengan makna.

Jujur, aku begitu menikmati semua nya,
bagiku itu adalah satu karunia dengan segala nuansanya.

Dan dalam senja emas keperakan itu,
lirih kubisikkan dalam senyumku,
Aku sangat menyanyangimu.

Dan bila nanti kutemukan pelabuhanku di tepi pantai itu,
pelabuhan terakhirku, setelah persingahanmu
aku pun ingin kau bisa melihatnya,
berada di tepian pantai itu, tersenyum bersamaku
dalam keindahan senja di batas cakrawala,
berasama rengkuh damainya.

Tuesday, May 4, 2010

Menapaki Senja, 1

Senja itu, kuberjalan menyisir pantaimu seorang diri.

Hmm, sesekali kulayangkan mata ini pada debur mu, yg terkadang memercik buih menyapa wajahku.

dan kemudian, keluyangkan pada langit perak Mu,...

Sungguh, indah warna mu. rtikel masing-masing.

Coba kurengkuh damai senjamu, di batas cakrawala..

to be continue,..

Catatan kecilnya

Inilah catatan kecil tentangnya.

Bocah kecil, yg terlahir sebagai anak pinggiran pantai.

Sosok bocah yg cuek, tomboy juga berani.
Menginjak usianya yg ke enam,
masa kecilnya berlalu terenggut oleh sakitnya.

Hari2nya yg dulu begitu bebas,
mencecap angin pantai sirna bersamaan perjalanan waktu,
dan baru ia sadari ternyata ia begitu rapuh.

Ia coba menebar senyum dalam tiap langkahnya,
coba membingkai warna baru.

Di senja berbatas cakrawala itu lah, ia mulai menyisir hari harinya.
Mencoba, merengkuh masa kecilnya yang telah lalu.